.

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Setetes air mata dan seulas senyuman

Takan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak. Dan, akan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bagian diriku berubah menjadi gelak tawa. Kuingin diriku tetaplah setetes air mata dan seulas senyuman.

Seteetes air mata menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahasia kehidupan dan hal ikhwal yang tersembunyi. Seulas senyum menarikku dekat putra kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemijaan kepada Tuhan.

Setetes air mata menyatukanku dengan mereka yang patah hati, seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam keberadaan.

Aku merasa lebih baik jika mati dalam hasrat dan kerinduan ketimbang jika aku hidup menjemukan dan putus asa.

Aku bersedia kelaparan demi cinta dan keindahan yang ada di kedalaman jiwaku, lantaran telah kusaksikan mereka yang dipuaskan amat menyusahkan orang. Telah kudengar keluhan mereka dalam hasrat kerinduan dan itu lebih manis dari pada melodi yang termanis.

Ketika malam tiba bunga mengucupkan kelopak dan tidur, memeluk kerinduannya. Tatkala pagi menghamipri, ia membuka bibirnya demi menyambut ciuman matahari.

Kehidupan sekuntum bunga sama dengan kerinduan dan pengabulan. Setetes air mata dan seulas senyuman.

Air laut menguap dan naik menjelma menjadi segumpal mega. Awan mengapung diatas perbukitan dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi basa, jatuh bercucuran ke padang-padang bergabung bersama aliran sungai dan kembali kelaut, rumahnya.

Kehidupan awan gemawang itu adalah suatu perpisahan dan perjumpaan. Bagai setetes air mata dan seulas senyuman. Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak didunia zat melintas bagai segumpal mega diatas pegunungan duka cita dan dataran kebahagiaan demi berjumpa angin kematian kembali ke asalnya.

Menuju samudra cinta dan keindahan- ke Tuhan yang maha agung.

By : KG