.

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PREMPUAN MALAM : CALO BIRAHI

PREMPUAN MALAM : CALO BIRAHI

kisah Perempuan Malam , saya coba menulis sambungannya, cerita ini memang saya buat bersambung. So, silahkan dinikmati !!!. Mengenakan mantel hujan Dea merapat ke Hotel yang disebut Mas Guntur, hotel yang cukup berkelas terletak di pojok kota khatulistiwa ini.



Hujan makin lebat. Sekali lagi gadis itu mengumpat, "Hujan brengsek!". Sambil menyeret langkah dia berguman, "Kapan yah aku bisa beli mobil". Di lobi Hotel Mas Guntur menyambut dengan basa basi yang amat sangat basi "Hujan yah !". "Tamunya mana ?", tanpa basa basi pula Dea langsung to the point. "Sabar dulu dong Dea, jangan langsung main tembak gitu, ada yang harus dibicarakan dulu". Ah..Dea baru ingat "calo birahi" ini kan harus dikasih persen. "Ya sudah Mas mau berapa ?". "Biasa aja kok, dua ratus", ujar Guntur sambil mengacungkan jarinya. "Keparat", umpat Dea dalam hati. "Badan gua yang habis, loe juga kebagian untung". Simbiosis haram itupun terjadi. Walau sudah hampir dua semester Dea jadi pemuas nafsu om-om berkantong tebal toh Dea tidak bisa mencari "klien" sendiri. Untuk urusan yang satu ini ilmu kehumasan Mas Guntur jauh lebih mantap. Hampir jam sembilan malam, si om belum datang. Dea memutuskan untuk menunggu di sudut Cafe Hotel sambil menikmati jus jeruk hangat. Ya hanya jus jeruk hangat, bukan minuman beraroma alkohol. Alasannya, di kantong dea hanya tersisa uang sebelas ribu rupiah. Itu yang tersisa dari dua ratus ribu untuk Mas Guntur tadi. Itu pulalah sebabnya Dea benar-benar butuh uang malam ini. Mudah-mudahan si om membayar lebih dari tarif yang biasanya. "Selamat Malam !, Dea kan ?", Suara berat yang sudah dikenal Dea membuat Dea kaget luar biasa. "Om !!!!????" Bersambung